NASIONAL

Menko PMK: Tiap Daerah Harus Kenali Tipe Bencana Secara Rinci

"Muhadjir berpandangan tidak cukup jika informasi kebencanaan yang diperoleh hanya secara umum saja."

Ardhi Ridwansyah

Bencana
Banjir di Mojoagung, Jombang, Jawa Timur pada (6/3/2024). (Foto: KBR/Muji Lestari)

KBR, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy mengatakan guna meminimalisasi risiko bencana masing-masing daerah kabpaten/kota mesti informasi dan data yang lengkap mengenai kondisi geologis dan geografis.

Muhadjir berpandangan tidak cukup jika informasi kebencanaan yang diperoleh hanya secara umum saja.

“Masing-masing kabupaten/kota harus betul-betul mengenali tipe bencana di daerahnya tidak cukup hanya memahami bencana secara umum tapi harus betul-betul detail dan juga memiliki informasi yang lengkap dan data yang cukup di masing-masing daerahnya termasuk keadaan geologis maupun geografis,” kata Muhadjir dalam acara “Puncak Hari Kesiapsiagaan Bencana Tahun 2024” dipantau via kanal Youtube BNPB Indonesia (26/4/2024).

Muhadjir pun menyoroti Sumatra Barat sebagai salah satu provinsi yang rentan terkena gempa bumi lantaran berada di lempeng tektonik. Menurut dia, mesti ada gerakan sadar bencana yang intensif di wilayah tersebut.

“Karena itu seluruh kekuatan betul-betul difokuskan untuk pencegahan risiko bencana di Sumatra Barat. Mulai anggaran di APBD Provinsi, Kabupaten/Kota, kemudian kurikulum di pendidikan kemudian juga pembudayaan sadar bencana di tengah masyarakat, mestinya Pemerintah Provinsi Sumatra Barat ini mencanangkan tidak ada hari tanpa sadar bencana,” jelasnya.

Baca juga:

Hari Kesiapsiagaan Bencana 26 April, Jumlah Korban Bencana Berkurang

BNPB: Tsunami dan Gempa, Bencana yang Belum Bisa Terprediksi

Editor: Fadli

  • Badan Geologi ESDM
  • BNPB
  • Gunung Ruang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!