NASIONAL

Hari Kesiapsiagaan Bencana 26 April, Jumlah Korban Bencana Berkurang

"Jumlah korban akibat terdampak banjir pada 2022 lalu ada 5 juta orang. Setahun kemudian, jumlah itu turun menjadi 4 juta orang."

Rangga Sugeri, Ken Fitriani

BNPB
Dok. Banjir menerjang Aceh Utara. (Foto: KBR/Erwin Jalaluddin)

KBR, Jakarta - Memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana, 26 April hari ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, terjadi penurunan jumlah korban bencana dua tahun lalu.

Kepala BNPB Suharyanto mencontohkan, jumlah korban akibat terdampak banjir pada 2022 lalu ada 5 juta orang. Setahun kemudian, jumlah itu turun menjadi 4 juta orang.

“Dan di 2023 pada saat terjadi banjir di berbagai wilayah di Indonesia, BNPB BPBD mecatatkan penurunan korban di 2022 itu ada 5 juta lebih dan di 2023 4 juta lebih, berarti ada hasilnya kita memperingati, kita memelihara, kita meningkatkan kesiapan dan kesiapsiagaan itu,” kata Letjen TNI Suharyanto saat puncak hari kesiapsiagaan bencana 2024 yang dipantau melalui YouTube BNPB Indonesia (26/4/2024).

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan simulasi evakuasi bencana di beberapa titik daerah, sekolah, serta rumah ibadah.

Ketua BNPB, Letjen TNI Suharyanto mengatakan tujuan diadakannya simulasi evakuasi bencana bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesiapan dan kesiapsiagaan ketika terjadi bencana.

“Kami laporkan bahwa setelah puncak acara ini, tadi juga kita sudah melaksanakan penanaman pohon, akan dilanjutkan dengan masyarakat pantai yang bertutur berbagi pengalaman, berbagi karifan lokal, berbagi pengetahuan tujuannya untuk meningkatkan kesiapan dan kesiapsiagaan, kemudian tepat jam sepuluh nanti ada secara serentak melaksanakan peringatan, kemudian juga ada beberapa simulasi evakuasi,” kata Letjen TNI Suharyanto saat puncak hari kesiapsiagaan bencana 2024 yang dipantau melalui YouTube BNPB Indonesia, Jumat (26/4/2024).

Letjen Suharto menyebut lokasi tempat simulasi evakuasi bencana terdapat di beberapa titik di Indonesia seperti di Kota tua Jakarta, SMKN 36 Jakarta, Universitas Indonesia, dan seluruh sekolah di Provinsi Sumatera Barat, serta beberapa rumah ibadah di Indonesia.

Ketua BNPB tersebut berharap acara ini bisa menjadi pembelajaran bagi masyarakat untuk selalu siapsiaga ketika terjadi bencana di daerahnya masing-masing.

Sementara itu, di Yogyakarta, Hari Kesiapsigaan Bencana diperingati dengan melakukan simulasi bencana serentak di seluruh instansi pemerintah, swasta, satuan pendidikan, dan perguruan tinggi.

Simulasi ini antara lain memfokus keselamatan anak-anak dan perempuan yang termasuk kelompok rentan ketika terjadi bencana.

Menurut Enos Ndraparendra dari Yayasan Plan Indonesia, anak-anak dan perempuan merupakan salah satu kelompok rentan dalam bencana. Karenanya, untuk memenuhi hak anak dalam penanggulangan bencana, simulasi tersebut dilakukan di satuan pendidikan.

"Mendorong supaya anak-anak memiliki kapasitas, memiliki kemampuan untuk bisa menghadapi bencana terjadi, " katanya di Kantor BPBD DIY (25/4/2024).

Enos menyebut, meski di DIY sudah mengimplementasikan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) namun fokus peningkatan kapasitas warga sekolah terus dilakukan.

"Tidak hanya untuk siswa saja tapi untuk seluruh warga sekolah termasuk guru maupun tenaga non pendidik harus siap menghadapi bencana yang terjadi," ujarnya.

Dalam kaitannya Hari Kesiapsiagaan Bencana ini, lanjut Enos, pihaknya terus mendorong sekolah untuk selalu eling (ingat) bahwa Indonesia berada di wilayah rawan bencana. Karenanya, kegiatan pengurangan resiko bencana harus dimasifkan agar tidak lagi banyak korban berjatuhan saat bencana karena kurangnya pengetahuan.

"Di Yogya sendiri ada sekitar 250 satuan pendidikan yang melakukan simulasi gempa bumi. Ini bagian dari sekolah turut terlibat aktif dalam memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana dan sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas penanggulangan bencana di sekolahnya sendiri," ungkapnya.

Dijelaskan Enos, untuk satuan pendidikan yang berada di kawasan bencana, misalnya di Kabupaten Kulon Progo yang rawan bencana longsor juga mengimplementasikan SPAB.

Baca juga:

BNPB: Tsunami dan Gempa, Bencana yang Belum Bisa Terprediksi

Bencana Terus Makan Korban, Perlu Sosialisasi dan Edukasi Tiada Henti

Editor: Fadli

  • Badan Geologi ESDM
  • BNPB
  • Gunung Ruang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!